RSS

Cerita yang pernah hilang

Gerimis menyapu hampir seluruh kota Bandung. Malam ini terasa sangat dingin dan perut terasa lapar. Di atas meja makan tidak ada yang bisa di makan. Hanya ada aquarium kecil dari toples permen peninggalan nenek, didalamnya ada seeokor ikan cupang bewarna ungu. Siripnya sangat besar, tidak sebanding dengan ukuran tubuhnya yang kecil. Lama sekali aku memandangi ikan cupang tersebut. Kadang-kadang muncul kepermukaan air untuk mengambil beberapa butir kecil makanannya. Cantik sekali sewaktu ia melebarkan sayapnya.
Ku lirik jam dinding yang menempel di sudut tembok. Sudah larut malam rupanya.

”Belum tidur juga bang?” tiba-tiba terdengar suara istriku dari balik punggungku. Aku tak sadar sejak kapan dia ada dibelakangku.
“He he...bentar lagi say, tinggal sedikit lagi nih” .
“Sedikit lagi apa masih banyak ? Halamannya juga masih kosong tuh!” Jemari istriku menunjuk kearah monitor yang memang sedari tadi masih kosong melompong. Belum ada satu katapun yang bisa dibaca.

”Udah!, jangan ganggu abang, dinda bobok saja dulu. Nanti abang nyusul.Oke!”. Sambil berlalu meninggalkanku sendirian dikecupnya keningku. “Makaci say....” Jawabku lirih.

”Daaaag abang, dinda bobok dulu”. Dan dia menghilang dibalik pintu.
Dari balik jendela kaca ku lihat hujan masih turun, tidak begitu deras tapi cukup membuat tubuhku dingin dan sedikit gemetaran. Kopi digelas sudah lama habis.

“Mmmmm....bikin kopi dulu akh!” .
Bathinku sambil beranjak dari kursi makan. Aku berniat ingin membuat kopi telur madu jahe. Biar dinginnya malam ini terasa lebih hangat.
Mula-mula ku jerang air panas secukupnya. Cukup untuk ku sendiri tentunya. Soalnya istriku sudah tidur. Setelah airnya sudah panas baru ku taburi kopi, gula pasir dan ku aduk perlahan, aromanya terasa wangi dan sedap. Baru kemudian ku memarkan jahe yang telah di bakar, kemudian ku masukkan kedalam rebusan kopi. Setelah beberapa menit kompor kumatikan. Biar gasnya tidak terlalu boros. Setelah itu kumasukkan sebutir telur ayam kampung kedalam blender dan ku tuangkan dua sendok makan madu. Suara mesin blender terdengar keras.

“Ngapain sih bang?....malam-malam gini didapur”. Suara istriku terdengar sayup dari dalam kamar.

“Nggak ngapa-ngapain Din, hanya kepencet tombol blendernya. Bobok saja...sebentar lagi abang nyusul”. Sahutku dengan keras. Aku tidak tahu apakah istriku mendengarnya atau tidak.

Ku tuangkan telur dan madu tadi kedalam mug putih. Mug favoritku setiap kali aku membuat kopi spesial kesukaannku. Setelah itu baru ku tuangkan kopi panas dari wajan kecil yang ada diatas kompor.....Woww...ada busa bewarna coklat muncul kepermukaan begitu kopi panas ku tumpahkan kedalam mug. Hhmmmm.....nikmat dan maknyooos pikirku. Jadilah segelas kopi telur madu jahe alias KTMJ yang akan menemaniku malam ini.

Kembali ke Laptop.

“….dingin adalah hangat yang menghilang dari hati yang terbelenggu rindu…bukanku rindu pada apa dan siapa pun, karena ku rindu hanya untuk-ku…
…dingin adalah hangat yang terbang dari kalbuku yang tercabik sayang…bukanku sayang pada apa dan siapa pun, karena ku sayang hanya untuk-ku…
…dan dingin adalah hangat yang pergi dari rasa takutku pada sisa nafas nan semakin sedikit….dan mungkin kan pergi…dari semua kehangatan…”

****
Kelanjutan cerita ini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar