PROLOG
Kumpulan Cerpen dalam title CINTA DALAM SEPOTONG SYAIR ini adalah khayalan belaka. Tidak ada sangkut pautnya dengan nama-nama yang muncul dalam cerita ini. Bila ada kesamaan nama dan kejadian hanyalah karena diriku selalu mengingat mereka. Mereka tidak pernah ada dalam alur cerita ini. Jadi ijinkan rangkaian kata maaf dari lubuk hati yang terdalam. Perkenankan nama-nama anda hadir dalam kisah ini. Maka ucapan terimakasih mengakhiri kata pembuka .
Identitas tak bertuan
”Sebentar non, aku Add dulu namamu. Nanti kita ngobrol di kolom Chatt Box, itupun kalau non berkenan”.
”Oke. Ku tunggu ya”. Terdengar kalimat terakhir dari ponselku. Dan suara itu menghilang.
Dimeja berjejer monitor usang. Sebuah printer tua yang sudah sering ngadat. Lebih banyak ngadatnya daripada enggak. Ada juga printer Laser-Jet ukuran A3. Umurnyapun sudah uzur. Kadan papaer jamp dan harus berkotor tangan dulu agar bisa digunakan kembali. Seonggok tempat CD blank muncul dari balik monitor dan Hard Disk. Masih pentium 4...lemot dan gairah kerja jadi menurun...justru gairah lain yang meningkat..Ngantuk.
Jam dilayar monitor menunjukkan angka 16:15. Itu artinya sebentar lagi aku harus pulang. Diam sejenak memandang bertumpuk-tumbuk kain. Seperti kapal pecah saja. Alunan lagu Ariel ’peterpan’ yang berjudul Tak ada yang abadi telah menghanyutkan lamunanku. Hanyut bersama lyrik lagu. Lembut dan bersahaja. Aku suka lagu ini. Mengingatkan pada kematian. Semuanya taka da yang abadi. Silih berganti dan terus berganti sampai akhir hayat.
Sebuah pesan singkat masuk dan membubarkan lamunanku.
”Uda di Add belum namaku?”. Demikian SMS yang muncul dilayar ponselku.
“He he he….sori memori…belum aku Add..mungkin nanti malam. Sabar banyak knp seh?”. Balasku sambil memencet tombol KIRIM.
[pesan terkirim...]
15 menit sebelum jam pulang. Rasanya lama sekali. Kulirik mug kecil yang berisi setengah gelas kopi instant. Dalam sekejap seluruh sisa kopi berpindah kedalam perutku. Lumayan, masih terasa kopinya.
Seperti biasa...karyawan lain pada berkumpul di pintu pemeriksaan. Ada yang berdiri diam, tertawa dan bercanda dengan wajah yang beraneka macam. Ada yang cemberut, gembira karena sudah mau pulang dan ada juga yang duduk diam sambil memencet tombol2 kecil di ponsel.
[ bersambung...]
Identitas tak Bertuan
19.59 |
Label:
CerPen Choesny
Read User's Comments(0)
Langganan:
Postingan (Atom)